Capai 20 Juta Pelanggan Speedy
JAKARTA, KOMPAS.com - Telkom memperkenalkan paket bundling kartu Speedy Instan melalui pembelian produk-produk komputer dan gadget berbasis prosesor Intel. Pembeli bisa memanfaatkan kartu untuk mengakses internet melalui hotspot @wifi.id dan jaringan Speedy di rumah secara gratis selama 6 bulan.
Melalui kerjasama tersebut, pihak Telkom berharap bisa menaikkan jumlah pelanggan Speedy hingga mencapai 20 juta pada 2015 mendatang.
"Kalau selama ini dengan harga paket Speedy Rp 200 ribu per bulan hanya 2,4 juta pelanggan yang terjaring, dengan biaya akses Rp 5.000 per hari diharapkan yang 18 juta sisanya bisa ikut menjangkau," ujar Direktur Utama Telkom Arief Yahya ketika berbicara dalam acara di Jakarta, Rabu (8/4/2013).
Angka 5.000 rupiah yang disebut Arief mengacu pada biaya harian yang dikenakan pada pengguna layanan Speedy Instan. "Jadi, biaya Rp 200 ribu itu kami pecah menjadi kecil-kecil atau small denomination. Setelah dihitung-hitung, dengan Rp 5.000 per hari target itu bisa dicapai," imbuh Arief.
Arief menambahkan, target Telkom tersebut sejalan dengan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang mencanangkan 30 persen rumah tangga di Indonesia tercakup jaringan internet broadband pada 2015.
Pihak Telkom juga menyebutkan sejauh ini sudah memasang jaringan WiFi.id di 45.000 titik di seluruh Indonesia, dengan target akhir 2013 mencapai 250.000 titik. Tiap access point memiliki luas 50 meter persegi dengan kecepatan akses rata-rata 4-5 Mbps per pelanggan.
Harus murah
Affordability atau keterjangkauan menjadi kata kunci yang ditekankan oleh Arief dalam mendorong adopsi broadband di Indonesia.
Berkenaan dengan kemitraan yang dijalinnya dengan Intel, Arief mengatakan bahwa harga rata-rata perangkat Intel -- sebesar 300-400 dollar AS atau sekitar Rp 3-4 juta -- masih terlalu tinggi untuk konsumen Indonesia. "Kalau mau menggapai 20 juta pengguna, bisa ditawarkan harga Rp 100 ribu per bulan melalui cicilan," ujarnya.
Pihak Intel melalui Vice President and General Manager Asia Pacific Gregory Bryant menyatakan sependapat dengan Arief. "Saya pikir angka 20 juta pelanggan bisa dicapai pada 2015. Kami setuju dengan angka 10 dollar (100 ribu rupiah) per bulan," ucap Bryant menanggapi.
Dikatakan oleh Bryant, konektivitas broadband adalah faktor penting yang bisa mendorong perekonomian sebuah negara. "Setiap kenaikan 10 persen untuk penetrasi broadband bisa menaikkan GDP (Produk Domestik Bruto) sebesar 1,38 persen."
Di Indonesia sendiri, penetrasi broadband disebut baru mencapai kisaran 2,5 persen.