Butuh Teknologikah Ibu RUmah Tangga?
KOMPAS.com - Seiring
perkembangan waktu, perempuan kini semakin mahir dan maju dalam
penguasaan teknologi. Betty Alisjahbana, Komisaris PT Garuda Indonesia,
mengungkapkan bahwa perempuan kini tak lagi memandang teknologi sebagai
hal yang aneh dan tabu.
"Mereka kini sudah mengetahui ada banyak
manfaat yang bisa diambil dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka dalam berbagai hal melalui teknologi maju. Mereka
pun kini sudah semakin tertantang dan mau belajar untuk menguasai
teknologi," jelas Betty, saat seminar "Kartini Next Generation" di
Jakarta, beberapa waktu lalu.
Hanya saja tak bisa dipungkiri kalau
masih ada perempuan yang beranggapan bahwa penguasaan teknologi hanya
diperlukan oleh perempuan kantoran atau wirausaha. Padahal menurut
survei yang dilakukan oleh lembaga QB Leadership (lembaga yang berfokus
pada industri kreatif) yang dipimpinnya, teknologi sangat bermanfaat
untuk semua perempuan, baik yang bekerja, wirausaha, atau yang tak
bekerja sekalipun.
"Untuk semua dimensi profesi perempuan apa pun, teknologi punya peranan dan manfaatnya masing-masing," jelasnya.
Survei
ini dilakukan pada tahun 2012 untuk mengetahui manfaat teknologi
informasi untuk perempuan. Pesertanya dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu perempuan profesional, perempuan wirausaha, dan ibu rumah tangga.
Hasilnya, 95 persen perempuan entrepreneur mengungkapkan bahwa
teknologi bisa membantu mereka untuk merasa lebih sukses dibanding pria.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi, perempuan pengusaha bisa
meningkatkan kemampuan berbinis, produktivitas, sekaligus keuntungan
usaha.
"Teknologi juga akan membantu mereka untuk menjual produk
keluar negeri. Selain itu, 45 persen perempuan wirausaha juga
memanfaatkan teknologi untuk mencari supplier produk dari luar negeri untuk menciptakan kualitas produk yang lebih baik," katanya.
Lebih
jauh lagi, perempuan pengusaha ini juga bisa memanfaatkan teknologi
informasi untuk mengatur waktu kerja yang lebih fleksibel, sehingga
urusan rumah tangga bisa dikelola dengan baik.
Sedangkan untuk
perempuan profesional, biasanya mereka memanfaatkan teknologi ini untuk
mengembangkan kemampuan diri dan produktivitas bekerja. Misalnya untuk
menyelesaikan pendidikan informal melalui internet, mempromosikan diri
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, berhubungan dengan klien di
luar negeri, sampai membuat online workshop di seluruh dunia.
Untuk
menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan keluarga, pekerja profesional
juga sering memanfaatkan teknologi seperti Skype untuk berhubungan
dengan keluarga saat mereka harus tugas keluar kota atau keluar negeri.
Kadang-kadang mereka menggunakan internet untuk browsing berbagai resep masakan agar bisa dipraktikkan saat hari libur sehingga bisa memanjakan keluarga.
Ibu-ibu
rumah tangga yang berpartisipasi dalam survei ini juga mengungkapkan
bahwa teknologi juga memberikan banyak manfaat untuk mereka. Sekalipun
tidak bekerja di luar rumah, namun teknologi bisa membantu meningkatkan
pengetahuan sehingga mereka jadi lebih pandai dan berpikiran terbuka.
Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti tidak tahu perkembangan dan
informasi dunia luar, kan? Banyak manfaat lain yang bisa diperoleh dari
teknologi.
"Ibu juga tak perlu repot saat ingin menjemput anak
pulang sekolah, tinggal SMS tukang ojek langganan dansi anak langsung
dijemput ke sekolahnya. Praktis dan cepat," pungkasnya.
Lagipula,
sekarang ini berbagai peralatan rumah tangga seperti lemari es, mesin
cuci, atau kompor, juga sudah mulai menggunakan teknologi yang canggih.
Apa jadinya jika ibu rumah tangga tak mau belajar untuk menguasai
teknologi?